skip to main |
skip to sidebar
Ada Dusta
isteri yang kau tinggalkan berkali-kalihatihatinya bergantunganantara pasrah dan resahmeredah malammemaksa reda kantukmenyusui anakmutanpa keluhada dustasimpankan saja ia sekemas-kemasnyadalam lipatan nafsu kotormunyahkan ia biar dusta pergibertempiaran dari benak hatimuantara hatikebenarannya kabur di mata manusiajujur dan ikhlas usah diucapkan dari bibirmuia bermain-main dalam tubuh dalam jiwaada dustacampakkan ia ke dalam api durjanakerana isterimu yang setia (biarpun tak bisa kau baca)matanya di mata Dia!baumu, jejakmupasti sampai kepadanya.Armiza NilaPOLIKU08 Mac 2006
8 comments:
Armiza, dusta itu nista. Membunuh dusta itu satu pahala....
saya sependapat dengan ada. Jangan Ada Dusta. Itu kata-kata yang sudah biasa kita dengar. Saya kata " Ada Dusta " tapi campakkan saja!
teringat lagu broery marantika, JANGAN ADA DUSTA ANTARA KITA !
foto yang anda gunakan, begitu bermakna. sebuah puisi saya pernah menyentuh tentang cadar yang renyok....apakah maknannya renyokan itu...CINTA ataupun DUSTA?
kedua2nya boleh digunapakai....CINTA!...YA!...SEMUA SUDAH MAKLUM. DUSTA...itu permainan antara hati yang empunya badan! BERWASPADALAH....Kita hanya berserah kepada Allah jika benar kita IKHLAS, JUJUR DAN SETIA...dan 3 kata2 akhir ini begitu sensitif...katanya itu kata hati. usah diluahkan dengan bibir!
sdra penagunung!
sesekali keberadaan anda, anda bijak mentafsir kata. Apa Apa Aje... saya gemar sekali menggantung makna sesuatu karya yang sesungguhnya saya sendiri bisa mentafsirkannya namun tidak juga menidakkan pandangan orang. tidak semua karya yang saya ciptakan bersifat perbadi malah ia sebenarnya boleh saja berlaku kepada semua orang yang berada di alamrumahtangga. Saya hanya sebagai wakil para wanita di luar sana!
Sdra Penagunung!
Selaku manusia saya tidak dapat membohongi bahawa masih ada perasaan sedikit kerdil dalam diri memandangkan para sasterawan tersohor di luar sana semacam menanti setiap kesilapan yang kita lakukan. Peribadi atau umum karya saya yang disifatkan mereka saya tetap terima kerana selama ini mereka mengatakan bahawa saya telah terlalu banyak menerima alias makan puji-pujian!
Armiza Nila
sdra Penagunung!
Sesekali saya takutkan pujian. Apapun, rezeki Allah tetap saya terima. Perjalanan saya masih jauh dan banyak kelemahan yang harus saya perbaiki dan bertimbun lagi ilmu yang harus saya pelajari dan berlambak pengalaman yang perlu saya telusuri sebelum bergelar seorang 'penulis'. Saya tetap akan menulis biar apapun kata orang kerana saya percaya pada apa yang saya lakukan!
Post a Comment