Thursday, March 08, 2007

Leter - sebuah puisi spontan Armiza Nila





Leter


Bisakah sang lelaki menerima seadanya

wanita sanjungan

punya perangai azali

cukup suka berleter


leterannya berjela-jela

dari satu cerita ke satu peristiwa

menampakkan kerisauannya

akibat dari satu benda ke satu perkara


wajarkah sang lelaki memarahinya

wanita idaman

suatu ketika

sarat dirinya mengandung rasa

pulas akalnya menyimpan racau


suka tidak suka

leternya tetap sama

tanpa fikir waras

tuturnya mencarut tak tentu hala

saat emosinya berserabut sejuta


siapakah lelaki

yang tinggi iman kesabarannya

- antara mereka

yang terus-terusan membingitkan telinga

mendengar bersahaja

leteran wanita yang dicintainya?!


Armiza Nila

Semariang Batu

8 Mac 2007

4 comments:

Unknown said...

Salam,

Suka saya membaca leteran ini.. :)

Maslina Mahbu @ Armiza Nila said...

Salam,

JR, terima kasih atas komen anda. Dan saya juga suka membaca blog anda..sungguh menarik hati saya...banyak intipati2 yang benar dan cukup menggegar jiwa rasa saya.

Armiza Nila

Penabahari said...

Bagai saya leteran yang didengar setiap hari itu adalah pengobat daripada serangan sakit jantung dan satu elemen untuk umur panjang. Wahai Sang isteri, teruskan leteran anda.

Maslina Mahbu @ Armiza Nila said...

bang Pharo,

Terima kasih atas segala komen yang cukup bernas terutama kumpulan Bicara Kembara. Doakannya akan terbit satu waktu nanti.

Benarkah apa seperti yang dikata abang tu...? kerana kadang2 sebagai isteri, saya takut terlebih leter yang bukan2 bisa menyinggung hati sang suami. Ataukah wanita itu sudah dilahirkan untuk berleter samada demi kebaikan, kebersihan, kekemasan dan segala yang menuju kesempurnaan dalam rumahtangganya.

:-) nak suruh suami mandi cepat pun terpaksa berleter....