Di kala orang lain lebih banyak bicaranya
aku memilih diam
pada waktu mereka lebih enak bercerita
aku menjadi pendengarnya
mulut tertutup terkunci
tapi hatiku tetap berkata-kata
mudah-mudahan ada cahaya keinsafan
yang menyelinap masuk
mencuci jelaga
yang mencemar cakerawala kewanitaanku
di kala mereka asyik ketawa
aku hanya tersenyum
pada saat mereka terbahak berseloka
aku masih tidak upaya bermadah pujangga
menyanggah kekurangajaran
kehaiwananan yang merasuk kemanusiaan
kala ini
betapa kerdilnya aku
tatkala aku hanya mampu menulis
apa yang terpampang di depan mataku
betapa lemahnya aku
kerana tidak mampu bersuara
menewaskan kelantangan mereka.
p/s...sekadar tulisan semata