Wednesday, March 08, 2006

Ada Dusta


isteri yang kau tinggalkan berkali-kali
hatihatinya bergantungan
antara pasrah dan resah
meredah malam
memaksa reda kantuk
menyusui anakmu
tanpa keluh

ada dusta
simpankan saja ia sekemas-kemasnya
dalam lipatan nafsu kotormu
nyahkan ia
biar dusta pergi
bertempiaran dari benak hatimu

antara hati
kebenarannya kabur di mata manusia
jujur dan ikhlas
usah diucapkan dari bibirmu
ia bermain-main dalam tubuh dalam jiwa

ada dusta
campakkan ia ke dalam api durjana
kerana isterimu yang setia (biarpun tak bisa kau baca)
matanya di mata Dia!

baumu, jejakmu
pasti sampai kepadanya.


Armiza Nila
POLIKU
08 Mac 2006

8 comments:

Yusuf Fansuri said...

Armiza, dusta itu nista. Membunuh dusta itu satu pahala....

Maslina Mahbu @ Armiza Nila said...

saya sependapat dengan ada. Jangan Ada Dusta. Itu kata-kata yang sudah biasa kita dengar. Saya kata " Ada Dusta " tapi campakkan saja!

ZachManan said...

teringat lagu broery marantika, JANGAN ADA DUSTA ANTARA KITA !

ZachManan said...

foto yang anda gunakan, begitu bermakna. sebuah puisi saya pernah menyentuh tentang cadar yang renyok....apakah maknannya renyokan itu...CINTA ataupun DUSTA?

Maslina Mahbu @ Armiza Nila said...

kedua2nya boleh digunapakai....CINTA!...YA!...SEMUA SUDAH MAKLUM. DUSTA...itu permainan antara hati yang empunya badan! BERWASPADALAH....Kita hanya berserah kepada Allah jika benar kita IKHLAS, JUJUR DAN SETIA...dan 3 kata2 akhir ini begitu sensitif...katanya itu kata hati. usah diluahkan dengan bibir!

Maslina Mahbu @ Armiza Nila said...

sdra penagunung!

sesekali keberadaan anda, anda bijak mentafsir kata. Apa Apa Aje... saya gemar sekali menggantung makna sesuatu karya yang sesungguhnya saya sendiri bisa mentafsirkannya namun tidak juga menidakkan pandangan orang. tidak semua karya yang saya ciptakan bersifat perbadi malah ia sebenarnya boleh saja berlaku kepada semua orang yang berada di alamrumahtangga. Saya hanya sebagai wakil para wanita di luar sana!

Maslina Mahbu @ Armiza Nila said...

Sdra Penagunung!

Selaku manusia saya tidak dapat membohongi bahawa masih ada perasaan sedikit kerdil dalam diri memandangkan para sasterawan tersohor di luar sana semacam menanti setiap kesilapan yang kita lakukan. Peribadi atau umum karya saya yang disifatkan mereka saya tetap terima kerana selama ini mereka mengatakan bahawa saya telah terlalu banyak menerima alias makan puji-pujian!

Armiza Nila

Maslina Mahbu @ Armiza Nila said...

sdra Penagunung!

Sesekali saya takutkan pujian. Apapun, rezeki Allah tetap saya terima. Perjalanan saya masih jauh dan banyak kelemahan yang harus saya perbaiki dan bertimbun lagi ilmu yang harus saya pelajari dan berlambak pengalaman yang perlu saya telusuri sebelum bergelar seorang 'penulis'. Saya tetap akan menulis biar apapun kata orang kerana saya percaya pada apa yang saya lakukan!