Pagi ini di meja saya, terhidang satu bungkusan dari Pos Indonesia [EMS NATIONAL].
Saya tersenyum ria, akhirnya buku-buku Eni Martini, rakan facebook saya sampai juga ke tangan. Dihadiahinya juga buku arwah Rendra - Catatan-catatan Rendra Tahun 1960-an. Agak sedih juga kerana saya tidak berkesempatan ketemu Rendra , salah seorang penyair Indonesia yang saya minati dan kagumi.
Eni Martini adalah anak didik arwah Rendra. Begitu juga suaminya. Rakan saya Zakaria Abdul Manan adalah salah seorang murid Bengkel Teater Rendra. Mereka beitu dekat dengan arwah masa kehidupannya. Tak apa, yang lepas biar berlalu. Kita yang hidup teruskan berkarya dan hidup tanpa mensia-siakan sisa-sisa usia yang semakin menipis ini.
Antara buku-buku Eni yang saya miliki ialah novel Toilet 105, novel Kereta Hantu Jabodetabek, novel Say No to JOMBLO, novel Kembang Kertas [Ijinkan Aku Menjadi Lesbian], novel 3 Author - Benang 3 Perempuan, novel Haid Pertama, novel Rumah 21, novel Relasi Kata Tanpa Rupa dan novel Kontrasepsi. Semuanya 9 buah.
Wahduh penulis muda ini yang baru berusia 33 tahun, telah melahirkan sejumlah novel. Saya lalu kagum dan terasa diri teramat kecil mau digelar penyair atau penulis.
Ya, begitulah kekaguman saya terhadap penulis2 wanita Indonesia, sebuah negara Asia yang saya kagumi hasil karya mereka samada mereka penulis mapan mahupun penulis muda.
InsyaAllah lepas ini, saya mahu mendapatkan karya Eka Kurniawan pula.
Terima kasih Eni Martini. Muga sukses senantiasa.
Armiza Nila
Kuching
23 Feb 2010
Pemikiran Telus
15 years ago
No comments:
Post a Comment